Minggu, 31 Agustus 2014

Pembangunan Pertanian Langkah Awal Presiden Baru Menapaki Tantangan Global

Pertanian merupakan jantung pertahanan bagi ketahanan pangan Indonesia. Agenda meningkatkan sector pertanian harus menjadi agenda utama pemerintahan yang baru yang sebentar lagi akan menjadi tugas dari presiden yang telah terpilih dalam pilpres 9 Juli lalu. Berbagai win solution pun dibutuhkan untuk menjawab tantangan sector pertanian yang perlu semakin dibenahi oleh pemerintahan yang baru.
“Maju mundurnya suatu Negara bergantung pada sector pertaniannya”, begitulah ungkapan Bung Karno.. Tanpa pertanian yang maju, ketahanan pangan tidak akan sukses, dan tanpa ketahanan pangan yang baik, bangsa ini akan mengalami suatu masalah yang sangat serius yaitu kelaparan dan kemiskinan. Dengan meningkatkan kesejahteraan petani tentunya akan sangat menentukan prospek ketahanan pangan di Indonesia untuk ke depannya.
Perjalanan pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan nasional.Badan Pusat Statistik (BPS) dalam pengumuman statistik perekonomian 2013 di Jakarta, Rabu (3/2), mencatat kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) hanya sekitar 14%. Padahal potensi pembangunan pertanian yang dimiliki Indonesia sangat besar dalam artian dapat memberi share lebih dari 14,% apabila ada pembangunan yang betul-betul concern.
Dan yang menjadi duduk permasalahannya, yaitu karena kekurangan dalam tatanan  distribusi, akses, dan konsumsi dari bahan pangan tersebut. Pada kenyataannya hal ini sangat sulit untuk diatasi, sehingga menyebabkan kenaikan harga pangan di pasar yang mungkin juga  dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal.
Pertumbuhan penduduk Indonesia yang semakin pesat juga dapat mempengaruhi ketahanan pangan suatu negara. Penduduk Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan akan bertambah menjadi 2 kali lipat. Akibatnya, dalam waktu 35 tahun yang akan datang Indonesia memerlukan tambahan ketersediaan pangan yang lebih dari 2 kali jumlah kebutuhan saat ini.
Pembangunan pertanian di masa yang akan datang tidak hanya dihadapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada, namun juga dihadapkan pula pada tantangan untuk menghadapi perubahan tatanan politik di Indonesia yang mengarah pada era demokratisasi yakni tuntutan otonomi daerah dan pemberdayaan petani. Oleh karena itu, pembangunan pertanian di Indonesia tidak saja dituntut untuk menghasilkan produk-produk pertanian yang berdaya saing tinggi namun juga mampu mengembangkan pertumbuhan daerah serta pemberdayaan masyarakat.
Maka dari itu, penulis dapat simpulkan bahwa Indonesia membutuhkan sosok pemimpin yang kuat dalam mewujudkan pembangunan pertanian sebagai tonggak pembangunan ekonomi nasional. Karena, bukannya hanya kabar burung belaka bahwa Indonesia adalah Negara agraria. Diharapkan, presiden terpilih yang akan mengemban amanah rakyat dapat mengerti dan paham betul serta mempunyai konsep strategis dalam mewujudkan ketahanaan pangan nasional serta dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang makmur dan sejahtera di era global ini.  Hidup Pertanian Indonesia!


Dituliskan oleh : Alfianisa Tongato (Anggota Muda HMI Komisariat FEM Cabang Bogor)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar