Sabtu, 16 Agustus 2014

Memaknai Arti Kemerdekaan Indonesia Bagi Para Pemuda

          Seorang guru sekolah dasar berkata kepada murid-muridnya di kelas, “ Dahulu para pahlawan bangsa mengangkat senjata rampasan, pedang, bahkan bambu runcing untuk melawan penjajah demi merebut kemerdekaan”. “Tetapi hari ini, kalian hanya perlu menggunakan otak dan pena kalian untuk melanjutkan perjuangan mereka” lanjutnya. Perkataan guru sekolah dasar ini mungkin hanyalah kalimat sederhana yang sering kita dengar selepas pelajaran sejarah di seekolah dasar. Namun, ketika kita memaknai lebih lanjut perkataan ini merupakan pesan yang disampaikan oleh para pejuang dan pendiri Bangsa Indonesia.
          Sangat berat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan bangsa ini. Semua kemewahan dunia rela mereka korbankan demi kehormatan dan kedaulatan bangsa yang mereka cintai. Dengan bermodalkan semangat dan keyakinan mereka berjuang untuk keberlangsungan hidup anak-cucu mereka. Tak ada yang mereka takuti, bahkan mereka menganggap kematian sebagai kesucian dari hidup mereka. Satu hal yang menjadi keyakinan meka adalah bangsa ini akan menjadi besar ditangan generasi mendatang.
       Ketika dahulu para pejuang bangsa mengorbankan tumpah darah untuk mengantarkan bangsa ini kedepan pintu gerbang kemerdekaan (Alenia Ke-2 UUD ’45). Maka, logika sederhana terbagun bagi para pemuda adalah generasi ini harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan kemerdekaan yang hakiki bagi bangsa Indonesia. Para pejuang dan pendiri bangsa meyakini bahwa generasi setelah mereka akan menghadapi perjuangan yang lebih berat dibandingkan mereka.  Pada era global ini, bukan hanya satu atau dua negara yang akan generasi muda hadapi, melainkan semua negara yang ada di dunia ini.
        Pada era global  sekarang ini, menuntut berbagai perkembangann dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Negara yang fokus dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah negara yang maju. Hal ini lah yang menjadi tuntutan bagi pemuda Indonesia ketika mereka menginginkan bangsanya sebagai bangsa yang di hormati oleh bangsa lainnya.
     Penguasaan iptek juga bukan hal yang mudah di tengah arus globalisasi. Di tengah tuntuutan pengembangan IPTEK, justru para generasi muda kita juga diserang teknologi dan ilmu pengetahuan dari luar negeri. Mereka terus dimanjakan oleh berbagi teknologi negri dan terdoktrin oleh berbagai ilmu pengetahuan dari luar negeri. Sangat malu rasanya ketika para pemuda bangga menggunakan gadget terbaru dari negara lain. Sangat sedih pula ketika melihat para petani kita masih menggunakan ani-ani untuk memotong padi dan menggunakan pengairan tadah hujan untuk pengairan lahan pertanian di perbukitan. Satu hal yang hal yang menjadi pertanyaan dimana IPTEK anak negeri yang dapat digunakan bagi peningkatan kesejahteraan bangsa Indonesia.
         Apakah generasi penerus bangsa ini telah dikaburkan oleh makna kemerdekaan yang telah di capai pahlawan kita pada tanggal 17 Agustus 1945 ? Atau generasi ini tidak mau bersama-sama berjuang untuk bangsa ? Ini lah yang harusnya menjadi refleksi kita bersama dalam memaknai arti kemerdekaan Indonesia.

Oleh : Pangrio Nurjaya (Ketua Umum Komisariat FEM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar