Selasa, 21 Januari 2014

Transfer APBN dan Kotribusi Dana Transfer untuk Sustainability Infrastrukur


 
Kontribusi daerah terhadap pembangunan infrastruktur di masing-masing wilayah masih kecil. Padahal alokasi dana transfer dari pusat kedaerah terus mengalami peningkatan setiap tahun, baik di pusat maupun di daerah, bisa dilihat dari peningkatan APBD maupun APBN dari tahun ke tahun semakin meningkat namun peningktan belanja daerah maupun negara banyak terkuras untuk kepentingan birokrasi.
Walaupun pemerintah pusat telah mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur dalam Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara, namun nilainya tidak cukup jika dibandingkan dengan kebutuhan infrastrutur. “Dana transfer tahun 2011 senilai Rp 412,5 triliun atau 31,23 persen dari total belanja Rp 1320,8 triliun. Pada APBN perubahan 2012, alokasinya naik menjadi Rp 478,77 triliun atau 30,92 persen dari total belanja senilai Rp 1548,31 triliun”Kompas 2012.
Pembangunan infrastruktur disejumlah daerah masih belum signifikan karena dua fakktor, yakni alokasi anggarannya kecil dan kualitas penyerapan anggaran buruk. Alokasi anggaran menyebabkan pembangunan infrasturktur didaerah masih kurang sehingga daereah terebut susah untuk mengalokasikan sumberdaya alamnya secara maximal, penyerapan anggran yangburuk merupakan dilema negara ini untuk membangun infrastruktur nya padahal pembangunan infrastuktur merupakan langkah kongrit untuk memajukan uatu bangsa,bangsa yang bagus memiiki pembangunan infrastrukturnya juga bagus.
Menurut saya, membangun UMKM dan UMKM membangun sebuah konsep yang harus kita lakukan dalam meninkatkan pertumbuhan usaha kecil mandiri, karena data menunjukan sekitar 70 persen masyarakat indonesia menggeleluti usaha ini untuk meningatakan perekonomiananya, pemerintah harus memperhatikan karena ukm ini merupakan soko guru perekonomian Indonesia yang menunjang perekonima rakyat tidak boleh kita anggap enteng permasalhan ini, dalam membagun ushsa kecil mandri rakyat kecil selalu mengharapkan tingkat pengembalian yang tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah memberiakan insentif pajak yag kecil dan bunga pinjaman keredit yang kecil agar umkm dapat. Dituliskan oleh Tri Arifin Darsono

Polemic Kebijakan Kebangsaan


Prasarana fisik memegang peranan penting dalam pembangunan masyarakat indonesia. Masalah-masalah prasarana fisik yang muncul di tengah-tengah komunitas masyarakat, seringkali telah menghambat pengembangan potensi daerah dimana masyarakat tersebut tinggal.prasarana fisik ini yang gencar dibangun oleh pemerintah yang gunanya untuk meningkatkan produktifitas masayarakat.
Infrasturktur memiliki peran yang luas dan mencangkup berbagai konteks dalam pembangunan,baik dalam konteks fisik, lingkungan,ekonomi, sosial budaya, politik dan konteks lainnya. Infrastruktur merupakan driving force dalam pertumbuhan ekonomi. perannya dalam  mengembangkan sebuah wilayah tentu tak diragukan lagi,sehingga beberapa fakta empiris menyatakan bahwa perkembangan kapasitas infrastruktur di suatu wilayah akan berjalan sering dengan perkembangan output ekonomi. disisi lain,eksistensi infrastruktur dalam konteks dinamika suatu negara atau wilayah mengalami perubahan-perubahan dasar sering dengan perkembangan atau perubahan kebutuhan. Semakin maju sebuah negara atau wilayah  kebutuhan jenis infrastruktur akan mengalami perubahan, dimana kontribusi dari infrastruktur sangat menyokong pertumbuhan ekonomi.
Berbagai polemic peremasalahan kebangsaan yang sedang dialami oleh Indonesia di mulai dari krisis identitas, kirisis kepercayaan ,krisis moral dan krisis nasionalisme. Permasalahan yang terlalu komplek yang menggerogoti bangsa ini bagaikan kanker yang menelan tubuh pengidapnya.
Semua permasalahan ini disebakan olah sebuah sistem pemerintah,disini pemerintah tidak terlalu fokus menghadapi permasalhan ini, boleh dikatakan serius dalam menggaji sutau permasalahan tetapi dalam pelaksanaannya pemerintah lepas tangan yang menyebabkan  banyak terjadinya penyimpangan-pemnyimpangan dalam permasalahan itu sendiri.
Selain dari segi pemerintah kondisi demografi dan  manusia yang ada dinegara ini fokusnya rakyat juga tidak mau bergerak dalam memperbaiki kehidupannya, hubungan mutualisme antara pemerintah dan dan rakyat akan tercapai apabila keterkaitan antara rakyat dan pemerintah bisa menjalankan sebuah sistem secara harmonis, rakyat yang berkualitas adalah rakyat yang mampu hidup mandiri tidak terlalu mengharapkan sokongan yang lebih dari pemerintah,permaslahan sebuah kebangsaan itu timbul dari negara itu sendiri bukan dari Negara lain kecuali negara tersebut didesak oleh kebijakan perpolitikan internasional.
Kondisi kerakyatan bangsa kita tidak lepas dari kemiskinan,pengangguran,gizi buruk dan kualitas pendidikan. Kemiskinan di Negara kita kalau dihitung berdasarkana data world bank dengan pendapatan perkapita sebesar $2 USD jumlah angka kemiskinan mencapai 70%, dimana 50 % nya terdapat di pedesaan,kebanyakan masyarakat desa bekerja pada bidang pertanian, jika hal ini didiamkan oleh pemerintah maka tigkat kemiskinan diwilayah pedesaan akan tinggi dan efeknya urbanisasi akan meningkat,padahal kualitas pekerja tenaga kerja dipedesaan sama dikota berbeda jauh,kesenjangan pun antara kaum miskin kota dan kaum kaya kota akan terlihat jelas ini merupakan kunci dari semua permasalahan itu sendiri yaitu kemiskinan.
Dari sudut pandang ini pemerintah harus mengambil suatu kebijakan insentif agar permasalahan ini bisa dipecahakan dibutuhkan keseriusan pemerintah dalam menggaji hal ini, pemerintah harus membangun infrastruktur social masyarkat,infrastruktur fisik,penurunan harga pajak.
Menciptakan kemandirian suatu rakyat merupakan salah satu factor penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa dan meningkatkan kualitas diri dari kebangsaan itu sendiri jadi pemerintah harus menciptkan Infrastruktur sosial masyarakat hal ini dapat dilakukan oleh  pemerintah dengan meberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat desa tersebut memiliki kualitas yang tinggi agar bias menciptakan dan memiliki semangat  yang tinggi dalam mengembangkan potensi yang ada diwilayahnya. Output dari kebijakan ini adalah tenaga kerja yang diciptkan diharpakan mampu mengembangkan potensi yang ada diwilayahnya sendiri dengan memberikan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Langkah-langkah yang yang harus dilakukan pemerintah untuk merealisasikan kebijakan ini adalah dengan mendatangkan tenaga ahli dan bekerjasama sama LSM setempat agar penyuluhan yang di berikan benar-benar dirasakan oleh masyarakat tersebut, pemerintah tidak harus melakukan birokrasi karena dengan melukan birokarsi ini peluang untuk korupsi terbuka lebar, untuk memotong biaya birokrasi ini pemerintah harus melakukan insentif kepada LSM dan tenaga ahli nya.
Sebagai pelaksanaan system pemerintahan,pemerintah harus memantau aspek yang meningkatkan produktifitas masyarakat negaranya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, langkah yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan yaitu pembangunan infrastruktur fisik dengan memperpaiki pelabuhan dagang, perbaikan jalan,pembangunan jalan baru, irigasi. Semua hal itu dilakuakan untuk melancarkan distribusi perdagangan sehingga pertumbuhan ekonomi bias meningkat. Anggaran APBN harus dialokasikan lebih untuk pembangunan sector ini karena efek yang diberikan begitu besar dalam, namun kontribusi daerah terhadap pembangunan infrastruktur di masing-masing wilayah masih kecil. Padahal,alokasi dana transfer dari pusat kedaerah terus mengalami peningkatan setiap tahun, baik di pusat maupun di daerah, bisa dilihat dari peningkatan APBD maupun APBN dari tahun ke tahun semakin meningkat namun peningktan belanja daerah maupun negara banyak terkuras untuk kepentingan birokrasi.
Walaupun pemerintah pusat telah mengalokasikan dana untuk pembangunan infrastruktur dalam Anggaran Pedapatan dan Belanja Negara (APBN), namun nilainya tidak cukup jika dibandingkan dengan kebutuhan infrastrutur. Dana transfer tahun 2011 senilai Rp 412,5 triliun atau 31,23 persen dari total belanja Rp 1320,8 triliun. Pada APBN perubahan 2012, alokasinya naik menjadi Rp 478,77 triliun atau 30,92 persen dari total belanja senilai Rp 1548,31 triliun.
Pembangunan infrastruktur disejumlah daerah masih belum signifikan karena dua faktor, yakni alokasi anggarannya kecil dan kualitas penyerapan anggaran buruk. Alokasi anggaran menyebabkan pembangunan infrasturktur didaerah masih kurang sehingga daereah terebut susah untuk mengalokasikan sumberdaya alamnya secara maximal, penyerapan anggran yangburuk merupakan dilema negara ini untuk membangun infrastruktur nya padahal pembangunan infrastuktur merupakan langkah kongrit untuk memajukan uatu bangsa,bangsa yang bagus memiiki pembangunan infrastrukturnya juga bagus.
Penurunan harga pajak memberikan insentif yang baik untuk peningktan usaha kecil mandiri (UKM) karena sekitar 70% masyarakat Indonesia banyak menciptkan usaha kecil mandiri, pajak yang kecil mendorong UKM untuk berkembang lebih cepat,serta pertumbuhan untuk mengurangi pengangguran bisa dikurangi, selain itu untuk mendorong UKM ini pemerintah harus memberikan tingkat suku bunga kridit yang kecil hal ini bertujuan para perushaan UKM bias menambah modal kegiatan usahanya.
Semua hal diatas dapat mendorong perekonmian kearah yang lebih baik tetapi kita harus memperhatikan aspek-aspek moral kepincangan birokrasi yang tidak etis bias mengkacaukan semua kebijakan, perlu nya kepercyaan public yang tinggi dan integritas pemerintah dalam pelaksanaan kebijakan ini, bukan semata-mata untuk menciptakan trand dalam pembaruan tapi ciptkan inovasi pengurangan kemiskinan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, selain itu kita harus meninjau perkembang teknologi,bahwa kemajuan teknologi abad 21 ini telah memberikan perubahan yang besar untuk mengefisiensikan kegiatan perekonomian yaitu efisiensi tenaga kerja,waktu dan peningkatan produktifitas.
Sebagai negara kepulaan terbesar di dunia, Indonesia memiliki wilayah dengan panjang pantai mencapai 5200 km dan lembar mencapai 1870 km. Lokasi geografisnya juga sangat strategis (memiliki akses langsung ke pasar tersar di dunia) karena Indonesia dilewati oleh salah satu Sea Lane of Communication (SloC), yaitu Selat Malaka, dimana jalur ini menempati peringkat pertama dalam pelayaran kontainer global.
Berdasarkan data United Nations Environmental Programme (UNEP, 2009) terdapat 64 wilayah perairan Large Marine Ecosystem (LME) di seluruh dunia yang disusun berdasarkan tingkat kesuburan, produktivitas, dan pengaruh perubahan iklim terhadap masing-masing LME. Indonesia memiliki akses langsung kepada 6 (enam) wilayah LME yang mempunyai potensi kelautan dan perikanan yang cukup besar, yaitu: LME 34 – Teluk Bengala; LME 36- Laut Cina Selatan; LME 37-Sulu Celebes; LME 38-Laut-laut Indonesia; LME 39-Arafura-Gulf Carpentaria; LME 45–Laut Australia Utara. Sehingga, peluang Indonesia untuk mengembangkan industri perikanan tangkap sangat besar.
Selain itu fokus pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi seharus nya dilakukan di wilayah pesisir karena luas perairan indonesia lebih luas dibandingkan luas daratannya panjang pantai indonesia yang sangat potensial akan mendorong perekonomian rakyat pesisir, seharusnya pemerintah membangun pelabuhan-pelabuhan yang menyediakan sarana dan prasarana seperti kapal pengangkut barang dan gudang penyimpananan gunanya untuk melancarkan distribusi sehingga dengan adanya hal ini biaya distribusi bisa ditekan.
Infrastruktur yang mendorng konektivitas antara wilayah sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Inonesia. Peneyediaan infrastruktur yang mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik sehingga dapat meningkatkan dayasaing produk, dan mempercepat gerak ekonomi termasik dalam  infrastruktur konektifitas ini adalah  pembangunan jalur transportasi dan teknologi informasi dan komunikasi (TIK),serta seluruh regulasi dan aturan yang terkait dengannya. Dituliskan oleh Tri Arifin Darsono

Senin, 20 Januari 2014

Jasmerah!



Kenapa saya harus bangga pada indonesia? Apa yang saya banggakan dari Indonesia? Apakah indonesia bisa bangga karena adanya saya? Itu yang saya pikirkan ketika saya mendengar kata bangga dan indonesia. Kenapa saya harus bangga? Kalau bukan rakyatnya sendiri yang bangga, jangan pernah bermimpi orang luar negeri akan membanggakan indonesia. Apa yang saya banggakan dari Indonesia? Banyak, banyak pula yang saya tidak banggakan. Perihal apa saja yang saya banggakan akan diceritakan di alinea berikutnya. Apakah Indonesia bisa bangga akan hadirnya saya? Saya akan ceritakan nanti. Nanti kalau saya sudah bisa mengharumkan bangsa ini. Belum sekarang.

Yang saya banggakan dari Indonesia adalah sejarahnya. Sejarah akan penderitaan yang berujung kepada kemerdekaan, layaknya tim sepakbola yang sudah kalah jauh di babak pertama, akhirnya di babak kedua bisa membalikan keadaan, walaupun nyatanya kita sekarang masih dijajah, Dijajah oleh sesama kita sendiri. Saya rindu dan andaikan saya adalah time traveller, saya ingin kembali ke zaman perjuangan. Saya ingin bertanya kepada Bung hatta " Sistem ekonomi apa yang cocok kiranya untuk zaman ini?" , Bertanya kepada Bung Karno " Apa kiat kiatnya membuat orasi yang sangat menggelegar? Saya rindu presiden dengan pidato yang membuat bergetar bulu kuduk", Bertanya kepada Bapak Tan Malaka "Apa yang bapak pikirkan ketika sedang membuat madilog? kenapa bapak sangat misterius?kenapa bapak tidak muncul didepan layar saja?"


Atau jika saya diperbolehkan menjelajah lebih jauh, saya akan datang ke kerajaan majapahit " Bagaimana caranya agar perdagangan sekarang sehebat zaman majapahit?" mungkin lebih ekstremnya saya akan menemui ke kerajaan kediri, menemui raja jayabaya dan bertanya " Siapakah presiden Indonesia selanjutnya, better or worse, apa bisa membawa Indonesia ke yang lebih baik?". Semuanya itu cuma khayalan tetapi, saya bukan john titor ataupun pak haji di dalam film lorong waktu. Gila, Sejarah Indonesia sangat banyak stok ternyata! Mungkin deretan film box office di IMDB pun akan kalah.

Sejarah Bangsa Indonesia buat saya lebih epic dari cerita naruto sekalipun. Sejarah bangsa Indonesia lebih kompleks daripada novel sherlock holmes. Nilai moral yang tinggi dan Adat budaya ketimuran dalam sejarah Indonesia sangat patut diaplikasikan ke zaman sekarang, menurut saya. Sayang sekali pesannya bung karno sering dilupakan, 'Jasmerah!' katanya, 'Jangan Sesekali Melupakan Sejarah'. Pesannya bung karno diingat, tapi dalam bentukan lain yang salah fokus, Sejarah disini artinya adalah Mantan kekasih, Gagal Move On. Generasi galau yang berkutat dengan masalah cinta cintaan.

Dan satu lagi yang saya prihatin sebenarnya, kita kekurangan stok sosok pahlawan yang kita idolakan. Saya sedih, kita kekurangan tokoh yang bisa menjadi sumber inspirasi kita. Misalnya, kita ditanya siapakah pahlawan idola kamu? Mungkin kita akan dengar jawaban jawaban berikut "Idola saya bung karno, Idola saya bung hatta, Idola saya bung tomo, Idola saya adam malik, idola saya pak harto etc". Jarang sekali tokoh kekinian yang diucapkan untuk menjadi Idola. 

Apakah setelah kemerdekaan, sangat susah mencari sosok pahlawan?  Apakah setelah zaman tersebut kita semua apatis dengan tokoh tokoh di Negara Ini? Apakah mosi tidak percaya sudah menjadi slogan di diri kita masing masing? Semoga tidak. Masih ada orang baik di negeri ini. Tidak semua yang keluar dari dubur ayam adalah kotoran, ada telur pula yang keluar dari dubur yang sama.



Ditulis oleh: Muhamad Rifki Maulana
Sebelumnya sudah pernah diterbitkan pada tanggal 29/09/2013 di Blog Pribadinya.

Yang buang sampah siapa, Yang kebanjiran siapa, Yang disalahkan siapa.

Source:http://whatindonews.com/


Daripada saya terus terusan membahas kekalahan manchester united kemarin malam yang memang sudah diprediksi oleh banyak kalangan, alangkah lebih bijak kalau saya membahas sedikit tentang banjir. Lagipula manchester united sudah biasa kalah, tak menarik untuk dibahas.

Banjir, adalah musibah tahunan bahkan sudah dibilang tradisi untuk daerah ibukota, begitupula daerah penyangganya. Entah kenapa tradisi ini sangat dipegang kuat oleh masyarakat jabodetabek pada khususnya. Kata-kata, 'banjir kiriman', 'daerah langganan banjir' dan 'banjir lagi' adalah kata kata yang sebenarnya sangat akrab bagi kita, apalagi di bulan desember-januari akhir nanti. Saking akrabnya, televisi lupa kalau Indonesia tidak hanya jabodetabek, banjir adalah komoditas utama pertelevisan dalam menaikkan rating dan juga ladang basah untuk para pencari simpati, mengingat nanti 2014 ada pesta politik akbar.

Kalau memang ingin dibahas, siapa kira kira penyebab banjir ini? Per-orangan kah, atau dua orang atau sekelompok orang atau bahkan masyarakatnya? Beda versi pasti tiap orangnya, tapi yang jelas banjir ini disebabkan oleh sampah. Itu hal yang pasti. Sampah disini, bukan sesederhana buang sampah plastik sehabis kita makan batagor misalnya, dan langsung banjir. Tidak sama sekali. Sampah ini sudah tertimbun lamanya, baik sampah sampah industri ataupun sampah sampah konsumsi. Seperti kita tahu, industrialisasi di daerah jabodetabek memang paling tinggi, apalagi tingkat konsumsinya yang seakan malu kalau konsumsinya tidak diatas pendapatannya. Dan sampah ini tidak pernah tertampung dengan baik, karena masyarakat kelas menengah seperti kita tahu mereka semua anggota 'himpunan orang yang gemar mengkonsumsi tanpa pikir panjang'. Beli-Buang, Beli-Buang seperti template di hidup mereka, entah itu butuh atau tidak, mereka anggap itu angin lalu, yang penting tren. Kelas menengah ke atas.

Dan mengutip sedikit dari essai zen rs, masyarakat indonesia sekarang bukan lupa daratan tapi lupa sungai. Silahkan baca essainya di sini, disana menyebutkan bahwa sungai adalah sumber kehidupan dari zaman dahulu hingga kini. Contohnya adalah sungai indus di India, dan juga di Yogya ada sungai progo. Kalau kita lihat di jakarta, sungai membelah kota ini. Jauh jauh hari belanda sudah tahu kalau jakarta adalah daerah potensi banjir, dan semenjak dahulu sudah membuat banjir kanal barat. Lucunya, bangsa lain-lah yang perduli dengan ancaman banjir ibukota. Saya rasa, bangsa Indonesia tidak pernah kalah pintar dengan bangsa lain. Kemauannya saja kecil. Sungai dijakarta, lebih dangkal daripada pemikiran pemikiran orang primitif. Wajar saja kalau banjir terus menerjang ibukota.

Yang kebanjiran adalah masyarakat menengah kebawah, atau bisa dibilang mereka masyarakat yang pendapatannya tidak cukup cukup amat untuk makan setiap harinya, apalagi untuk mengikuti tren seperti penyebab panjir tadi di paragraf dua. Banjir semata kaki pun mereka pasti masih mengucap syukur yang banyak, karena biasanya banjirnya setinggi mata kepala apalagi di daerah rawan banjir. Walaupun mereka kadang turut berkontribusi dalam membuang sampah sembarangan, tapi saya rasa kontribusinya tidak sebesar orang yang membuang sampah industri dan kosnumsi yang banyak atau kontribusi orang orang berkebanyakan uang yang membuat daerah resapan air menjadi entah itu villa, bangunan, ataupun sesuatu yang bisa dikomersilkan, yang biasanya terbuat dari beton. 

Yang disalahkan? Sudah jelas, walikota yang baru beberapa tahun ini terpilih. Kasian dia, yang sabar ya pak, anda ibarat david moyes, mewarisi skuad manchester united yang orang kira hebat padahal sudah sangat ringkih. Terus, yang disalahkan selanjutnya adalah kota tetangga, kota yang dibangun villa oleh orang orang penyebab banjir. Bogor. Saya ingin bertanya hanya satu hal, "Apakah ada teori, kalau air mengalir dari tempat rendah ke tempat tinggi, kalau ada, sebutkan siapa tokohnya. Pasti sangat jenius".Sudah hakikatnya, kalau air mengalir dari tempat tinggi ke rendah, menyalahkan kodrat itu sama saja mencurangi Tuhan. Sebaik baiknya drainase di bogor, air akan terus mengalir kebawah bukan keatas. 

Maaf kalau data data empiris dalam tulisan ini kurang, karena semua data sudah bisa didapat di televisi atau anda searching di google sekalipun pasti akan lebih akurat. Ini hanya sebuah opini mahasiswa yang tadi menunggu kereta delay sekian lamanya, karena stasiunnya tergenang air. Dan terpaksa mendengar keluhan orang orang menengah keatas yang terus mengeluh banjir sembari membuang sampahnya dengan sembarangan.

Daripada saya mendengar keluhan masyarakat seperti itu, saya lebih baik melihat pertandingan manchester united. Ah, tidak juga, sama membosankannya sepertinya.



Ditulis oleh: Muhamad Rifki Maulana

Minggu, 19 Januari 2014

MANUSIA IDAMAN IBUKOTA



“MANUSIA IDAMAN IBUKOTA”


"Buanglah sampah pada tempatnya"

Mungkin sejak kita duduk di bangku sekolah dasar atau bahkan taman kanak-kanak bila yang pernah mengalaminya seperti saya, tentu tidak asing dengan kata-kata itu. Yap, benar sekali, kata-kata itu sering sekali muncul di buku pelajaran kita atau sekedar poster yang ditempelkan pada dinding/tembok sekolah kita.
Emang apa sih artinya ? Penting banget gak sih ? Ahh cuma tempelan aja kok, sekedar hiasan dinding/tembok. Mungkin banyak para masyarakat umum yang memandang tulisan himbauan tersebut hanya sekedar tulisan, poster atau tempelan yang tidak memiliki nilai yang berarti. Akan tetapi banyak juga masyarakat yang memandang arti yang mendalam tentang himbauan tersebut, karena tetap saja tidak mampu melekatkan ke otak atau lebih jauh lagi ke dalam hati. Itu terlihat dari perilaku masyarakat yang selalu membuang sampah sembarangan.
Jikalau anda melihat pernyataan saya diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat Indonesia akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya sangat rendah. Itu terlihat dari fakta pada sungai-sungai, kali-kali, gorong-gorong atau “got” yang ada di lingkungan masyarakat banyaknya tumpukan sampah yang berserakan bahkan sampai menghambat aliran air yang mengakibatkan tidak mengalirnya air tersebut dan memberikan dampak yang sangat buruk.

Sumber Google Images 1

Tentu anda sangat melek akan berita pada beberapa waktu ini, mengenai bencana banjir yang ada di Indonesia, seperti Manado dan Ibukota tercinta yaitu Jakarta. Pada tulisan saya ini, saya lebih condong untuk mengkritik kondisi banjir yang ada di Jakarta, karena kebetulan saya berada di lingkungan sekitar Jakarta, sehingga saya dapat melihat dengan mata kepala saya sendiri fakta yang sebenarnya.
“Bapak Presiden kita payah, Bapak Gubernur Jakarta juga payah, masak masalah banjir kaya gini gak pernah bisa diselesaikan, kerjaannya hanya korupsi, politik busuk dan pencitraan”. Eettttt tunggu dulu, kita pasti sudah tidak asing juga kan dengan keluhan-keluhan seperti itu ? Keluhan-keluhan yang keluar dari sesosok manusia yang memiliki mental pecundang, tidak memiliki akal dan fikiran, sangat tidak layak disebut manusia, karena yang dilakukannya hanya mengeluh dan mengeluh. Memangnya dengan anda mengeluh, masalah akan terselesaikan ? Mungkin anda yang merasa manusia yang memiliki mental petarung dan memiliki akal dan fikiran yang dapat menjawabnya.
Menurut saya, permasalahan sampah di Ibu Kota sudah tidak dapat dianggap remeh lagi. Dengan fakta di lapangan membuktikan bahwa salah satu penyebab banjir di Ibukota adalah, tidak mengalirnya aliran sungai besar yang menjadi lintasan air kiriman dari daerah sekitar Jakarta yang bermuara ke laut utara Jakarta, yang diakibatkan oleh pendangkalan pada dasar sungai yang disebabkan menumpuknya sampah-sampah yang dibuang oleh masyarakat yang memiliki mental pecundang yang tidak memiliki akal dan fikiran. Anda tidak percaya ? silahkan anda lihat kali Ciliwung atau sungai lainnya seperti kali Pesanggrahan.

Sumber Google Images 2

Apabila masyarakat Indonesia khususnya Ibu Kota jakarta masih memiliki mental pecundang yang tidak memiliki akal dan fikiran seperti yang disebutkan pada pernyataan saya tadi, jangan pernah berharap Indonesia khususnya Jakarta akan terbebas dari penyakit lama yang selalu kambuh disaat hujan datang. So, apakah anda memiliki kriteria masyarakat idaman ibu kota yang selalu membuang sampah sembarangan ?  Posted by Luqman Azis (Wasekum Litbang HMI Cab. Bogor Kom. FEM)