Selasa, 10 Juni 2014

Bung Karno Menjawab antara Kapitalisme vs Nasionalisme



Dengan mengembangkan strategi NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) Bung Karno membentuk kekuatan politik. Hal ini memang tidak langsung diterima saja dengan baik oleh berbagai kalangan, tetapi juga menuai kritikan yang keras dari berbagai pihak. Terutama pihak yang memihak kepentingan kapitalis dan imperialis, strategi ini dipakai untuk menjatuhkan Bung Karno.
Kapitalisme yaitu suatu sistem pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat produksi. Imperialisme modern yaitu:
1.      Indonesia menjadi negeri pengambil bekal hidup
2.      Indonesia menjadi negeri pengambil bekal pabrik-pabrik di Eropa
3.      Indonesia menjadi negeri pasar penjual barang-barang
4.      Indonesia menjadi lapangan usaha bagi modal yang ratusan-jutaan rupiah
Bung Karno berusaha menegakan kedaulatan ekonomi dengan prinsip self help dan self reliance, yaitu sistem ekonomi yang berdikari bukan berarti tertutup pada investasi asing, tapi memperluas kerjasama asing yang saling menguntungkan dan tidak menciptakan ketergantungan.
“dunia sekarang memang dunia yang tak bisa hidup tanpa bantu-membantu. Tetapi kita tidak mau dan tidak akan mengemis bantuan dari siapapun. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan meminta-minta, apalagi jika bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini dan syarat itu! Lebih baik makan gaplek tetapi merdeka. daripada makan bistik tapi budak.”  Ya begitulah kutipan Bung Karno yang menyuarakan bahwa bagaimanapun kita harus merdeka.
Dalam Deklarasi Ekonomi (DEKON) dinyatakan jelas oleh Bung Karno bahwa strategi dasar ekonomi Indonesia, kita harus menciptakan susunan ekonomi yang bersifat nasional dan demokratis, yang bersih dari sisa-sisa imperialisme dan bersih dari sisa-sisa feodalisme. Tahap pertama adalah persiapan, tahap kedua adalah tahap ekonomi sosialis Indonesia yaitu ekonomi tanpa penghisapan manusia oleh manusia tanpa “exploitation de I’homme par I’homme.
Untuk mencapai hal itu semua maka diperlukannya kesatuan antar pemerintah maupun swasta (nasional dan demokratis dalam pembangunan nasional, dengan cara menggali dan mengelola kekayaan Sumber Daya Alam yang mengutamakan pertanian dan perkebunan, serta mementingkan pertambangan).
Dalam mencapai pembangunan ekonomi masional keahlian tentu saja perlu, tapi tanpa dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan mencapai tujuan. Maka dari itu perlunya “Nation and Character Building”. Dan untuk menyuburkan nasionalisme itu sendiri yaitu dengan menunjukan bahwa rakyat punya dari hulu yang indah (sebelum terjajah), menginfaskan bahwa hari sekarang ( masa terjajah) adalah hari gelapdan hari kemudian yang terang benderang (hari kemerdekaan). 

Dituliskan oleh Alfianisa Tongato : Anggota Komisariat FEM Cabang Bogor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar