Dengan mengembangkan
strategi NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis) Bung Karno membentuk kekuatan
politik. Hal ini memang tidak langsung diterima saja dengan baik oleh berbagai
kalangan, tetapi juga menuai kritikan yang keras dari berbagai pihak. Terutama
pihak yang memihak kepentingan kapitalis dan imperialis, strategi ini dipakai
untuk menjatuhkan Bung Karno.
Kapitalisme yaitu suatu
sistem pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum
buruh dari alat produksi. Imperialisme modern yaitu:
1. Indonesia
menjadi negeri pengambil bekal hidup
2. Indonesia
menjadi negeri pengambil bekal pabrik-pabrik di Eropa
3. Indonesia
menjadi negeri pasar penjual barang-barang
4. Indonesia
menjadi lapangan usaha bagi modal yang ratusan-jutaan rupiah
Bung Karno berusaha
menegakan kedaulatan ekonomi dengan prinsip self help dan self reliance, yaitu
sistem ekonomi yang berdikari bukan berarti tertutup pada investasi asing, tapi
memperluas kerjasama asing yang saling menguntungkan dan tidak menciptakan
ketergantungan.
“dunia sekarang memang
dunia yang tak bisa hidup tanpa bantu-membantu. Tetapi kita tidak mau dan tidak
akan mengemis bantuan dari siapapun. Kita bangsa besar, kita bukan bangsa
tempe. Kita tidak akan mengemis, kita tidak akan meminta-minta, apalagi jika
bantuan itu diembel-embeli dengan syarat ini dan syarat itu! Lebih baik makan
gaplek tetapi merdeka. daripada makan bistik tapi budak.” Ya begitulah kutipan Bung Karno yang
menyuarakan bahwa bagaimanapun kita harus merdeka.
Dalam Deklarasi Ekonomi
(DEKON) dinyatakan jelas oleh Bung Karno bahwa strategi dasar ekonomi
Indonesia, kita harus menciptakan susunan ekonomi yang bersifat nasional dan
demokratis, yang bersih dari sisa-sisa imperialisme dan bersih dari sisa-sisa
feodalisme. Tahap pertama adalah persiapan, tahap kedua adalah tahap ekonomi
sosialis Indonesia yaitu ekonomi tanpa penghisapan manusia oleh manusia tanpa
“exploitation de I’homme par I’homme.
Untuk mencapai hal itu
semua maka diperlukannya kesatuan antar pemerintah maupun swasta (nasional dan
demokratis dalam pembangunan nasional, dengan cara menggali dan mengelola
kekayaan Sumber Daya Alam yang mengutamakan pertanian dan perkebunan, serta
mementingkan pertambangan).
Dalam
mencapai pembangunan ekonomi masional keahlian tentu saja perlu, tapi tanpa
dilandaskan pada jiwa yang besar, tidak akan mencapai tujuan. Maka dari itu
perlunya “Nation and Character Building”. Dan untuk menyuburkan nasionalisme
itu sendiri yaitu dengan menunjukan bahwa rakyat punya dari hulu yang indah
(sebelum terjajah), menginfaskan bahwa hari sekarang ( masa terjajah) adalah
hari gelapdan hari kemudian yang terang benderang (hari kemerdekaan). Dituliskan oleh Alfianisa Tongato : Anggota Komisariat FEM Cabang Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar