Bismillahirahmanirahim,.. Saya
teringat pada suatu kesempatan latihan kader HMI, ketika itu sedang
membicarakan tentang takdir. Saya berfikir bahwa ketika bebicara takdir maka
yang ada di benak saya adalah sesuatu yang telah ditatapkan oleh Tuhan terkait
alam semesta dan seisinya termasuk manusia, sebelum manusia lahir bahkan
sebelum alam semesta yang kita ketahui ini diciptakan. Tetapi, saat itu pemateri
mengatakan bahwa menurut dia, ketika manusia dan alam semesta ini akan
diciptakan, Tuhan dengan sifat Yang Maha Mengetahui-Nya telah mengetahui semua
yang akan terjadi pada alam semesta bahkan semua yang akan manusia lakukan oleh
masing-masing individunya. Tuhan dengan sifat Yang Maha Kuasa dapat dengan
mudah mengubah apa yang akan terjadi pada alam semesta ini juga apa yang akan
terjadi dan apa yang akan dilakukan oleh manusia, jika Tuhan menghendaki.
Artinya bahwa semua yang terjadi pada alam semesta dan apa yang diperoleh
manusia merupakan hasil dari apa yang dilakukan atau usaha manusia itu sendiri
serta kehendak Tuhan dan bukan semata-mata karena takdir seperti yang selama
ini saya fikirkan. Oleh karena itu menurut saya keliru orang-orang yang
mengatakan “ biarkan sajalah sudah takdir Tuhan” tanpa adanya usaha untuk
memperoleh yang lebih baik.
Bangsa ini pun sedang berusaha untuk menjadikana
dirinya lebih baik dari sekarang atau bahkan sebaliknya, untuk lima tahun
kedepan bahkan lebih melalui pemilihan umum presiden dan wakil presiden.
Meskipun tidak hanya melalui pemilihan umum untuk menjadikan bangsa ini menjadi
lebih baik tetapi umumnya pemimpin memiliki proporsi yang cukup besar dalam
menentukan arah dan kemajuan suatu bangsa. Pemimpin merupakan salah satu iconbagi suatu negara dalam dunia
internasional terutama di era globalisasi seperti saat ini. Oleh karena itu
menjadi penting bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam memilih
pemimpin yang jujur, terbuka (trasparan atau tabligh), adil, amanah, cerdas,mampu
memposisikan diri dalam dunia internasional semata-mata untuk kepentingan
bangsa dan seluruh rakyat Indonesia serta ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Waktu pemilihan umum presiden dan
wakil presiden semakin dekat dan pada saat-saat kampanye seperti sekarang ini
tim sukses serta para pendukungnya yang antusias, sibuk menyuarakan dukungannya
terhadap capres dan cawapres yang diusungnya. Berbagai media dimanfaatkan
seperti televisi, radio, pembicaraan dari mulut ke mulut, internet bahkan yang
sedang ramai sekarang melalui jejaring sosial untuk menceritakan kebaikan dari
pasangan calon yang didukungnya dan menjelekan pasangan yang lain. Sebagian
orang merasa terganggu dengan hal tersebut, menurut saya ini merupakan hal yang
wajar dan kembali lagi kepada bagaimana kita dalam menyikapi hal tersebut.
Bukan hanya orang-orang yang kurang
peduli terhadap momen pemilihan umum ini saja yang merasa terganggu bahkan
orang yang peduli dan sangat ingin berpartisipasi dalam pemilihan umum ini juga
merasa jenuh terhadap hal tersebut. Saya ingat ketika sedang berbicara dengan
teman saya yang mengatakan bahwa sepertinya dia akan golput dalam pemilihan
peresiden kali ini. Dia merasa jenuh setelah berusaha mencari berbagai
informasitentang masing-masing calon presiden yang akan ia pilih dan merasa
bahwa masing-masing calon yang ada sekarang tidak sesuai dengan kriteria yang
dia harapkan misalnya seperti kriteria pemimpin yang saya sebutkan sebelumnya.
Ia merasa bahwa tidak harus menurunkan standar kriteria yang diharapkan dan
semakin jenuh dengan pemberitaan media mengenai masing-masing pasangan calon
presiden dan wakilnya. Saya juga teringat dalam kesempatan diskusi terkait
golput, teman saya mengatakan bahwa tidak etis jika seseorang yang golput
kemudian protes atas kebijakan yang dilakukan pemerintah atau presidennya. Mungkin
maksudnya adalah sebisa mungkin kita berusaha untuk tidak golput. Sebuah artikel
yang pernah saya baca di dalamnya penulis mengatakan bahwa sekarang bukan jamannya
lagi untuk berada di posisi netral, kita harus menetukan sikap dan berpihak
kepada salah satu pasangan calon yang menurut kita lebih baik.
Seketika muncul pertanyaan dalam
diri saya bahwa sebenarnya ikut memilih dalam pemilihan umum peresiden dan
wakil presiden merupakan hak atau kah kewajiban bagi setiap warga negara yang
telah memenuhi persyaratan sebagai pemilih?. Jika hal tersebut merupakan hak
maka setiap warga negara bisa untuk tidak mengunakan hak pilihnya dalam pemilihan
umum tersebut dan menurut saya boleh saja meraka yang tidak memilih melakukan
protes kepada pemerintah atau presiden jika ada hak-haknya yang diambil akibat
kebijakan atau ketidak adilan presiden tetapi dia juga harus menjalankan
kewajibannya sebagai warga negara.Tetapi banyak juga yang mempermasalahkan
golput dan setiap warga negara yang telah memenuhi ketentuan sebagai pemilih
harus ikut memilih salah satu pasangan calon presiden dan wakilnya seakan-akan
memilih adalah sebuah kewajiban. Jika memang memilih merupakan sebuah kewajiban
meskipun tidak secara langsung dikatakan atau dicantumkan dalam peraturan
sebuah negara bahwa memilih presiden dan wakilnya adalah wajib maka masyarakat
harus cerdas dalam menetukan pilihanya dan harus lebih objektif dalam menilai
pasangan calon presiden dan wakilnya.
Keikutsertaan seseorang dalam memilih merupakan
bentuk kontribusi orang tersebut secara langsung dan menjadi bagian dalam menentukan
siapa yang akan memimpin bangsa ini mekipun hasilnya kadang tidak sesuai dengan
apa yang diharapkan. Menurut saya zona netral adalah posisi yang ideal sehingga
kita dapat menjadi lebih objektif dalam menilai sebagai upaya kita untuk
menentukan siapakah pasangan calon presiden dan wakilnya yang akan kita pilih
dalam pemilihan umum nanti. Apapun makna yang kita ambil terkait hak atau kah
kewajiban untuk ikut memilih dalam pemilihan umum nanti, usaha yang kita lakukan
untuk berpartisipasi dalam pesta rakyat lima tahunan ini baik dalam mencari
informasi terkait pasangan calon, ikut kampanye dengan mendukung salah satu
pasangan calon dan ikut serta dalam pemilihan umum nanti merupakan bagian dari
upaya kita untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik, adil dan sejahtera.
Tidak beranggapan bahwa apa yang terjadi pada bangsa ini adalah “apa yang sudah
ditakdirkan oleh Tuhan sejak dulu”. Sudah sepatutnya kita bersyukur lahir di
bangsa yang tanahnya begitu subur, alamnya indah dan kaya, masyarakatnya
beragam terdiri dari banyak suku, budaya, dan agama yang berbeda. Bangsa yang
begitu unik dan yang pasti harus kita jaga siapapun pemimpinya. Siapapun
presiden yang terpilih nanti yang jelas kita telah berusaha dan kita serahkan
hasilnya pada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Siapa
dan apapun yang kita pilih, kita tetap dukung Indonesia. Bersyukur
dan Ikhlas, Yakin Usaha Sampai !
Ditulis oleh: Andri Sukrudin
( Bidang Pengembangan Anggota HMI Cabang Bogor Komisariat FEM IPB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar